SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERKUNJUNG DI BLOG DARMASTA WINARNA Februari 2009

Selamat Datang

Selamat Berkunjung di Blog Site Darmasta

Jumat, 27 Februari 2009

Salah Satu Kekurangajaran Manusia Terhadap Tuhannya………….

Mungkin ini buah pikiranku yang barangkali bisa diterima sebagian dari kita sebagai manusia, karena mungkin juga ada buah pikiran lain yang tidak sama denganku, karena Tuhan memang menciptakan manusia beraneka rupa dengan segala tingkatan pemikiran serta akal budinya.

Terinspirasi dalam melihat dan mengalami penderitaan manusia karena sakit jasmani yang terkapar di rumah sakit dengan tidak berdaya, serta tidak semua dari manusia yang sakit jasmani itu telah berusia lanjut, bahkan usia muda, matang dan setengah baya banyak yang mengalaminya.
Sakit…,ya sakit sekali, bahkan ada yang koma sampai mati. Sayup…sayup kudengar suara seorang wanita tengah baya penderita stroke dan diabetes berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhan, kenapa Engkau memberi aku cobaan dengan sakit seperti ini ?”.

Selintas terdengar alangkah wajar suara-suara doa seperti itu terlontar dari mulut si sakit ini, tapi dengan mendengar secara seksama serta menghayatinya, serasa seperti selimut awan gelap yang tiada akhir bernaung melingkupi mulut si pendoa tadi.
Sampai pada suatu rasa dihati ini mengomentarinya, “Alangkah tidak pantas doa seperti itu mengalir dari mulut manusia kepada Tuhannya !!!”….., lo? Way..?! kenapa….?! Kan sudah selayaknya manusia berdoa kepada Tuhannya?

Memang………kepada siapa lagi manusia berdoa kalau tidak kepada Tuhannya?, ya itu sudah selayaknya, tapi masalahnya adalah inti dari doa yang diucapkanya.
Mungkin si wanita tadi tidak mengerti dan tidak paham akan apa yang didoakannya, atau memang mengerti tapi berlagak pilon dan gak mau ambil pusing.
Terkadang kita tidak sadar dan tidak perduli akan apa yang kita makan dan minum dalam keseharian kita. Begitu banyak makanan kemasan serta makanan segar yang ternyata banyak sekali mengandung racun yang tidak secara langsung membuat tubuh kita rusak saat itu juga begitu kita memakan atau meminumnya. Sebagai contoh adalah banyaknya makanan yang mengandung pengawet, pemanis buatan, pewarna dan lain sebagainya. Ibarat kata, kalau mobil terus-menerus diisi bensin yang tidak selayaknya untuk mobil itu, maka lama-kelamaan mobil tersebut akan bobrok dan rusak mesinnya.
Begitu juga manusia, makin lama kita tidak perduli dengan apa yang kita makan dan minum maka seiring bertambahnya usia maka raga ini juga akan cepat rusak.

Pada jaman sekarang, memang susah untuk menghindari makanan dan minuman yang seperti itu, tapi menguranginya bukanlah sesuatu yang sulit.
Saya sendiri tidak secara ekstrim menolak makana dan minuman seperti itu, hanya kalau dijamu teman atau dalam acara-acara tertentu mau tidak mau saya akan memakanya sebagai penghormatan, yang penting dalam hal ini saya mencoba untuk tidak berniat membelinya dengan uang yang keluar dari kantong sendiri.
Sebelum memakan dan meminum sesuatu saya meluangkan waktu untuk membaca komposisi bahan bakunya, mungkin bagi yang awam sama sekali tidak akan mengerti dan tahu bahan-bahan yang tertulis disitu tapi dengan akal dan pikiran yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, maka sangatlah mudah untuk mencari tahunya.

Mungkin juga menurut saya doa yang tepat diucapkan si wanita tadi kepada Tuhannya adalah, “Ya Tuhan, ampunilah saya karena tidak mempergunakan dengan baik akal dan pikiran yang telah Kau anugerahkan kepadaku sehingga penyakit ini menjangkiti tubuhku. Ya Tuhan, berilah petunjuk kesembuhan lahir batin kepadaku supaya aku terbebas dari derita sakit ini……”.
Hmmmmm, saya kira doa ini lebih adem dan tidak menuduh kepada Tuhan sebagai biang keladi penyakit ini……dan yang penting, doa ini tidak membuat kita manusia menjadi kurang ajar kepada Tuhannya.Tuhan Yang Maha Mendengar pun pasti memberi anugerah kepada kita…amin…!!

Minggu, 22 Februari 2009

Ponari........Apakah Sebuah Fenomena ?

Kota Jombang di Jawa Timur memang sedang populer dengan berbagai berita menghebohkan, secara aku pernah hidup di kota itu dari taman kanak-kanak sampai SMA walaupun waktu itu kota ini tidak semeriah dan sesemarak seperti sekarang, tapi tetap kota ini dari dulu disebut kota santri karena banyaknya pondok pesantren yang sangat terkenal di seantero Indonesia ini, dan tidak main-main, disana pula disemayamkan jasad para ulama-ulama besar salah satunya seperti KH Hasyim Asyari.

Berita heboh yang masih hangat akhir-akhir ini adalah tentang PONARI, yang kata orang dukun tiban (orang pintar mendadak, pintar disini bukan pintar yg dikonotasikan ilmu pengetahuan). Secara anak ini masih sangat kecil yang bahkan baru duduk di bangku Sekolah Dasar, yang mendapat batu secara ajaib dan diyakini batu itu bisa sebagai perantara penyembuhan dari berbagai macam persoalan terutama tentang masalah-masalah penyakit. Sehingga berbondong-bondonganlah orang-orang dari berbagai penjuru kota mendatangi PONARI untuk meminta obat penyembuhan yang ternyata jumlahnya…….masya ampun….ribuan man!!!……..ribuan..gila gak??

Surprise..??, ,menganggap tolol..??, memaklumi..?? atau apakah yang ada di benak kita tentang peristiwa tersebut diatas ?
Kalau aku ditanya tentang ini, aku akan menjawab “biasa aja tuh seperti itu”.
Siapa yang kebakaran jenggot dengan kejadian ini? Ya tentu saja para agamawan dan ulama dari berbagai macam agama legal formal yang ada di negeri ini.
Bahkan Menteri agama negeri ini mulai melarang aktifitas pengobatan ini karena dikhawatirkan terjadi kemusyrikan demikian pula MUI setempat juga mengharamkannya.
Apakah ini pertanda bahwa masyarakat sudah mulai bertindak musyrik (menyekutukan Tuhan) ? Atau pertanda kegagalan iman spiritual masyarakat sedang terjadi ?

Oopss,,,. Wait…,tunggu dulu, mungkin beberapa uraian saya ada yang bisa dipakai sebagai pertimbangan.
Kita semua mungkin tahu bahwa sebagian besar orang yg datang berobat ke PONARI tidak menganggap batu maupun PONARInya sendiri sebagai TUHAN, mereka cuman menganggap PONARI sebagai perantara dari Tuhan.
Kurasa rasa yakin dan mantap terhadap Tuhanlah yang perlu dibangun oleh para agamawan/ulama2 agama legal formal supaya masyarakat dapat selalu yakin terhadap Tuhan dimanapun berada tanpa harus masyarakat merasa yakin pada Tuhan setelah berkunjung ke PONARI.

Kegagalan membangun keyakinan itulah sebenarnya kegagalan para agamawan dan ulamawan2 agama2 formal ini, dan seharusnya itu semua bisa membuat mereka malu.
Tapi jangan khawatir, tidak semua pasien yang berkunjung ke PONARI bisa sembuh karena tidak semua juga yakin bahwa dengan datang ke PONARI akan bisa sembuh, nah…kalau begitu mereka percuma datang jauh-jauh dari kampung halamannya dan yang mereka dapat cuma rasa capek mengantri,
Keyakinan terhadap Tuhan harus utuh dan tanpa ada setitikpun keraguan baru semua mukjijat pengobatan melalui perantaraan PONARI bisa terwujud.

Saya sendiri tidak tertarik untuk datang dan ikut mengantri pengobatan ke PONARI, dengan pemikiran bahwa kalau disini saja saya yakin terhadap Tuhan, ngapain jauh-jauh kesana, walaupun sebagai manusia biasa saya masih terus berusaha meningkatkan keyakinan itu.
Kalau para agamawan tidak ingin umatnya yakin melalui perantaraan yang lain, ya bangun dong keyakinan Tuhan menurut ajarannya masing-masing sehingga umat tidak perlu susah-susah mengantri ke PONARI untuk mencari pengobatan.
Disini tergambar bahwa umat beragama hanya memandang agama sebagai kepatutan hidup saja dan belum bisa dipakai sebagai keyakinan spiritual yang sejati, karena pada dasarnya instansi-instansi agama formal di negeri ini tidak berusaha membangun kehidupan spiritual umatnya, hanya sibuk membangun wujud fisik dan bahkan lebih suka berpolitik praktis.

Sabtu, 07 Februari 2009

Tari Jaipong......, nasibmu di ujung tanduk...

Lemah gemulai sang penari jaipong....., tak ketinggalan goyang pinggul dan pundak yg membuat suasana jadi segar. Tua muda terpesona mengikuti gerakan sang penari. Wajah nan cantik menambah suasana menjadi hangat, ditambah riasan mempesona bergaun kebaya khas mojang priangan.
Itulah gambaran sekilas dari penari jaipong yang menjadi aset budaya tanah Pasundan. Sudah lama kita bangga akan tarian budaya ini, bahkan sudah pula berulang kali kita memperkenalkan tarian ini ke manca negara sebagai salah satu tarian yang menggambarkan kekayaan seni budaya Indonesia yang berasal dari tanah Pasundan.

Mungkin bagi sebagian orang, tarian ini penuh dengan pesona untuk membangkitkan gairah dan hasrat pria dengan fantasi-fantasi liarnya............
Tapi bagi sebagian orang pula, tarian ini adalah tarian ceremony dalam suatu acara adat budaya sunda dan sebagai penyemarak suasana serta menggambarkan betapa geulisnya wanita-wanita tanah pasundan.
Tak disangkal, kaum adam akan terpaku dengan kecantikan mempesona kamu hawa tanah pasundan...,tinggal bagaimana otak kita mengkonsepnya untuk menjadi pilihan yang baik atau yang buruk.
Sejak jaman dahulu, manusia di nusantara sudah sangat berbudaya luhur, dimana kita dapat melihatnya dari bagaimana sopan santun serta tata krama kita yang halus terhadap sesama serta penghargaan yang sangat tinggi dan sejajar antar pria dan wanita tanpa saling mengkotak-kotakkan area. Semua ini dapat dilihat dari adanya pemimpin kerajaan wanita atau lebih umum disebut Ratu serta banyaknya pemimpin perang wanita dalam masa penjajahan yang kita semua sudah tau siapa-siapakah mereka itu.
Bahkan di tanah jawa, gelar kebangsawanan tidak hanya bisa diturunkan dari kaum adam, tapi kaum hawa dapat menurunkannya kepada anak-anaknya, meskipun suami mereka bukan keturunan bangsawan.
Sebagai contoh, di tanah jawa biarpun wanita, bila dia bangsawan dan bergelar Raden Ayu sedangkan suaminya bukan bangsawan, maka anak-anak mereka tetap bisa dan berhak memakai gelar Raden atau Raden Roro.

Sejenak Saya terhenyak dengan adanya berita di salah satu stasiun televisi yang memberitahan bahwa Gubernur Jawa Barat menyarankan supaya tari Jaipong lebih sopan dan berbusana tertutup serta mengurangi gerakan erotis..
Mungkin sebagai orang awam saya menggambarkan bahwa adanya pelarangan atau pengkebiran terhadap tarian jaipong itu oleh orang nomor satu di Jawa Barat sebagai akibat dari dangkalnya akal budi dan pikiran sang Gubernur....,tetapi dilain pihak mungkin maksud sang Gubernur supaya tari jaipong sebagai salah satu aset budaya yang perlu dipertahankan dan dilestarikan tidak disalah gunakan dalam ajang prostitusi atau apapun yang berhubungan dengan kemaksiatan.
Kalau Maksud sang Gubernur adalah yang terakhir, sudah seharusnya kita memberi acungan jempol dan mendukungnya serta kita berharap dia bisa memimpin tanah Pasundan dalam beberapa periode mendatang.
Tapi kalau maksud dan tujuannya seperti yang pertama.....yah sudah selayaknya kita berduka cita serta mengucapkan selamat tinggal terhadap budaya kita yang luhur untuk kemudian kita terpaksa bersalin diri dengan budaya lain yang sangat jauh dari tata krama serta kesopanan timur dan mungkin juga berganti menjadi budaya barbar yang dilegalkan menjadi sebuah budaya luhur.
Alangkah ruginya hidup kita kalau begini jadinya, ibarat bersekolah, sudah seharusnya kita menginjak jenjang perguruan tinggi tetapi dengan sekonyong-konyong dipaksa harus bersekolah lagi di sekolah dasar.

Saya sangat berharap dari beberapa paparan ini, sebagai orang timur kita semua dapat lebih introspeksi diri tentang siapa kita dengan segala budaya luhurnya, daripada hanya mengagung-agungkan budaya lain yang jauh dari kata berbudaya.
Saya harap pula Bapak Gubernur Jawa Barat juga sudah dan telah menjadi orang timur yang sebenar-benarnya dengan segala kebijaksanaan dan keluhuran akal budinya.

Jumat, 06 Februari 2009

KAPOLDA Sumatera Utara Masih Bisa Tidur Nyenyakkah ????

Weleh...weleh.....
Mengenaskan sekali nasib ketua DPRD Sumatera Utara dan lembaga DPRD TK I itu ya....
Sudah pada tau kan ceritanya?

Sang ketua DPRD itu meninggal dunia akibat diseret-seret dan dipukuli para demonstran yang menginginkan pembentukan propinsi Tapanuli Utara.
Tapi masalahnya adalah.......kok bisa ya yang namanya ketua legislatif tingkat propinsi sampai bisa dijamah dan diseret seret para demonstran yg ngawur itu?
Trus dimana para aparat keamanan berada? Tidur ngorok kali ya?

Trus apa Kapoldanya masih bisa tidur nyenyak dengan AC di kamarnya sambil makan kue bolu pemberian para pejabat daerah setelah semua ini terjadi ???

Sebuah sidang penting legislatif tingkat propinsi yang terjadwal rapi seperti itu kok para polisinya malah gak jagain? dimana tuh? apa sibuk pada ikut bisnis ngurusin jualan narkoba di lapas????
Atau pada cari obyekan tilangan kendaraan bermotor?
Atau pada sibuk ngurusin backingan rumah bordil dan perjudian?
Atau kekurangan aparat ya?
Kalau gitu mending polisi diganti saja sama satpam biar bayarnya lebih murah.....gimana usulan saya ini?

Polisi!! alangkah nistanya lembaga POLRI sewaktu berkomentar tentang kematian sang ketua DPRD itu.........bahwa kematiannya disebabkan karena serangan jantung.........GUBRAK!!!!!!!!!

Lembaga POLRI yang terhormat tidak disalahkan karena cerobohnya saja sudah untung, eeee...malah berkomentar dan berkicau seperti itu.

Mungkin POLRI perlu diberi kado rekaman semua stasiun televisi yang meliput tragedi itu....bagaimana dengan jelasnya sang ketua DPRD itu diseret-seret dan dipukuli oleh para demonstran.
Gak perlu lah sakit jantung bikin mati, sakit panu saja kalau seperti itu kejadiannya kemungkinan matinya juga besar.

Semoga ini semua bisa membikin POLRI lebih bijaksana dan lebih baik lagi, walaupun cuman setitik...tik, secara Republik ini emang masih harus ada polisinya.